makalah metematika umum dari bab 1 sampai bab 6 kurikulum 2013 / iman gunadi sma 2 ktp
1. PROGRAM LINIER
Pemrograman linier dan persamaan linear merupakan
dua bentuk matematika yang dianggap rumit. Pemrograman Linier disingkat PL
merupakan metode matematik dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas
untuk mencapai suatu tujuan seperti memaksimumkan keuntungan dan meminimumkan
biaya. PL banyak diterapkan dalam masalah ekonomi, industri, militer, social
dan lain-lain. PL berkaitan dengan penjelasan suatu kasus dalam dunia nyata
sebagai suatu model matematik yang terdiri dari sebuah fungsi tujuan linier
dengan beberapa kendala linier.
Fungsi linier adalah fungsi yang paling sederhana karena hanya mempunyai
dasar satu variabel bebas dan berpangkat satu pada variabel bebas tersebut,
sehingga sering disebut sebagai fungsi berderajad satu. Bentuk umum persamaan
linier adalah: y = a + bx; dimana adalah konstanta dan b
adalah koefisien (b?0). Atau sering dinyatakan dalam bentuk implisi berikut: Ax
+ By + C = 0.
Salah satu contoh penggunaan program linear adalah
untuk menyelesaikan permasalahan yang akan kita bahas pada makalah hasil
penelitian kelompok kita pada sebuah perusahaan pembuatan jaket.
x
|
0
|
3
|
Y
|
6
|
0
|
X,Y
|
0,6
|
3,0
|
Contoh 1:
Tunjukan himpunan penyelesaian yang memenuhi system pertidaksamaan
2x + y ≤ 6 ; x ≥ 0 ; y ≥ 0, untuk x,y R
Jawab :
Langkah – langkah :
Lukislah grafik 2x + y ≤ 6 dengan cara :
i. Tentukan titik potong sumbu x dan sumbu y dengan table
Jika x = 0 maka y = 6
Jika y = 0 maka x = 3
ii. Buatlah garis x = 0 , yang merupakan sumbu y , derah yang memenuhi adalah
daerah di sebelah kanan sumbu y.
iii.Buatlah garis y = 0 , yang merupakan sumbu x , derah yang memenuhi adalah
daerah di atas sumbu x.
iv.Gambar grafik dalam koordinatkartesius sehingga terlihat himpunan
penylesaiannya :
v. Daerah grafik yang diarsir. Uji titik ( 0,0 ) maka 2.0 + 0 ≤
6 maka titik ( 0,0 )
memenuhi.
- - - + + +
Contoh 2 :
a. Menetukan Model Matematika Dari Soal Cerita ( Kalimat Verbal )
Model matematika adalah suatu cara penyelesaian masalah dengan cara mengubah bentuk kalimat verbal menjadi suatu model yang selanjutnya diselesaikan dengan pendekatan matematika.
Contoh :
Seorang pembuat paku membuat jenis paku dari bahan yang tersedia yaitu 5,5 kg A dan 2 kg bahan B. Paku jenis I tiap buah memerlukan 200 gram bahan A dan 75 gram bahan B sedangkan paku jenis II tiap buah memerlukan 150 gram bahan jenis A dan 50 gram bahan jenis B.
Jika pengusaha menjual paku I dengan harga Rp 500,00 dan paku II dengan harga Rp 350,00 maka hitunglah berapa buah paku I dan paku II yang harus dibuat agar penghasilan pengusaha maksimum.
Tunjukan himpunan penyelesaian yang memenuhi system pertidaksamaan
2x + y ≤ 6 ; x ≥ 0 ; y ≥ 0, untuk x,y R
Jawab :
Langkah – langkah :
Lukislah grafik 2x + y ≤ 6 dengan cara :
i. Tentukan titik potong sumbu x dan sumbu y dengan table
Jika x = 0 maka y = 6
Jika y = 0 maka x = 3
ii. Buatlah garis x = 0 , yang merupakan sumbu y , derah yang memenuhi adalah
daerah di sebelah kanan sumbu y.
iii.Buatlah garis y = 0 , yang merupakan sumbu x , derah yang memenuhi adalah
daerah di atas sumbu x.
iv.Gambar grafik dalam koordinatkartesius sehingga terlihat himpunan
penylesaiannya :
v. Daerah grafik yang diarsir. Uji titik ( 0,0 ) maka 2.0 + 0 ≤
6 maka titik ( 0,0 )
memenuhi.
- - - + + +
Contoh 2 :
a. Menetukan Model Matematika Dari Soal Cerita ( Kalimat Verbal )
Model matematika adalah suatu cara penyelesaian masalah dengan cara mengubah bentuk kalimat verbal menjadi suatu model yang selanjutnya diselesaikan dengan pendekatan matematika.
Contoh :
Seorang pembuat paku membuat jenis paku dari bahan yang tersedia yaitu 5,5 kg A dan 2 kg bahan B. Paku jenis I tiap buah memerlukan 200 gram bahan A dan 75 gram bahan B sedangkan paku jenis II tiap buah memerlukan 150 gram bahan jenis A dan 50 gram bahan jenis B.
Jika pengusaha menjual paku I dengan harga Rp 500,00 dan paku II dengan harga Rp 350,00 maka hitunglah berapa buah paku I dan paku II yang harus dibuat agar penghasilan pengusaha maksimum.
Barang
|
Bahan A
|
Bahan B
|
Paku jenis I
|
200 gram
|
75 gram
|
Paku jenis II
|
150 gram
|
50 gram
|
Jumlah
|
5.500 gram
|
2.000 gram
|
Jawab :
Mengubah bentuk verbal menjadi model matematika dari soal diatas
Misalkan : Paku jenis I = x dan
Paku jenis II = y
Mengubah bentuk verbal menjadi model matematika dari soal diatas
Misalkan : Paku jenis I = x dan
Paku jenis II = y
Berdasarkan table sebelumnya didapat persamaan sebagai
berikut :
200x + 150y ≤ 5.500
75x + 50y ≤ 2.000
x ≥ 0
y ≥ 0
Sedangkan fungsi objektifnya adalah z = 500x + 350y
Kita sederhanakan dulu persamaan diatas
200x + 150y ≤ 5.500 4x + 3y ≤ 110
75x + 50y ≤ 2.000 3x + 2y ≤ 80
x ≥ 0
y ≥ 0
200x + 150y ≤ 5.500
75x + 50y ≤ 2.000
x ≥ 0
y ≥ 0
Sedangkan fungsi objektifnya adalah z = 500x + 350y
Kita sederhanakan dulu persamaan diatas
200x + 150y ≤ 5.500 4x + 3y ≤ 110
75x + 50y ≤ 2.000 3x + 2y ≤ 80
x ≥ 0
y ≥ 0
Mencari dearah penyelesaian untuk system pertidaksamaan di atas
4x + 3y ≤ 110
x 0
y 0
3x + 2y ≤ 80
x 0
y 40 0
Titik potong garis 4x + 3y = 110 dan 3x + 2y = 80 adalah
4x + 3y = 110 x2 8x + 6y = 220
3x + 2y = 80 x3 9x + 6y = 240
- x = -20
x = 20
untuk x = 20
3x + 2y = 80 3.20 + 2y = 80
2y = 80 – 60 y = = 10 maka titik potong (20,10)
Gambar grafik fungsi penyelesaiannya
Daerah himpunan penyelesaian adalah OABC, sedangkan titik –titik
optimumnya adalah O(0,0), A(80/3,0), B(20,10), dan C(0,110/3)
Nilai fungsi obyeknya adalah :
Untuk O(0,0) z = 500.0 + 350.0 = 0
UntukA(80/3,0) z = 500.80/3 + 350.0 = 13.000
UntukB(20,10) z = 500.20 + 350.10 = 13.500
UntukC(0,110/30 z = 500.0 + 350.110/3 = 12.000
Jadi agar mendapat penghasilan maksimum yaitu Rp 13.500,00 maka
pengusaha harus membuat 20 buah paku I dan 10 buah paku
C. Garis Selidik dengan Persamaan ax + by = k
Untuk menentukan nilai optimum,selain dengan mencari titik – titik yang koordinat – koordinatnya memenuhi syarat yang diberikan, dapat juga dilakukan dengan menggunakan garis – garis sejajar itu mempunyai persamaan ax + by = k ,dengan k R dan ax + by merupakan bentuk obyektif. Kerena garis – garis yang sejajar itu di gunakan untuk menyelidiki nilai optimum,maka garis – garis itu disebut garis selidik.Agar himpunan garis – garis sejajar ax + by = k mudah dilukis, maka mulailah dengan melukis garis yang melalui tttik pangkal , yaitu jika k = 0. Kemudian, garis – garis ax + by = k untuk k = 1,2,3,4, ……dilukis dengan penggaris.
Contoh :
Tentukan nilai maksimum dari 3x + 2y yang memenuhi :
x + y ≤ 5 ; x ≥ 0 ;y ≥ 0
Jawab ;
3x +2y = k2 maka 3.0 + 2.5 = 10 3x +2y = k2 maka 3.5 + 2.0 = 15
Jadi nilai maksimum adalah 15
2.
MATRIKS
A. Pengertian Matriks
Matriks, pada dasarnya merupakan suatu alat atau instrumen
yang cukup ampuh untuk memecahkan persoalan tersebut. Dengan menggunakan
matriks memudahkan kita untuk membuat analisa-analisa yang mencakup hubungan
variabel-variabel dari suatu persoalan. Pada awalnya matrik ditemukan dalam
sebuah studi yang dilakukan oleh seorang ilmuan yang berasal dari Inggris yang
bernama Arthur Cayley (1821-1895) yang mana studi yang dilakukan untuk meneliti
persamaan linier dan transformasi linear, awal dari semua ini matrik dianggap
sebagai sebuah permainan karena matrik dapat diaplikasikan, sedangkan pada
tahun 1925 matrik digunakan sebagai kuantum dan pada perkembangannya matrik
digunakan dalam berbagai bidang.
Dalam kehidupan sehari-hari sering kita dapatkan sekumpulan bilangan yangtersusun menurutbaris-baris dan
kolom-kolom.
Dalam
matematika, himpunan bilangan demikian, yaitu
himpunan
bilangan yang tersusun menurut baris-baris dan kolom-kolom sehingga
terbentuk persegi panjang, danditempatkan diantara dua kurung disebut matriks.
Tanda kurung yang dipakai : kurung biasa ( ), kurung
siku [ ], atau kurung bergaris dua.Daftar diatas dapat ditulis dalam bentuk
matriks sebagai berikut
28
15 43
32
10 42
60 25
85
Setiap bilangan pada matriks disebut
elemen(unsur)
matriks.
Letak suatu unsur matriksditentukanoleh baris dan kolom di mana unsur tersebut berada.Misalnya, pada matriks di atas unsur 25 trletak
pada baris ke-3 dan pada kolom ke-2.Suatu
matriks dinyatakan dengan huruf kapital A , B , C ,. . . . dan seterusnya,sedangkan
unsur matriks dinyatakan dengan huruf kecil a, b , c , . . ., dan seterusnya.
2. Hubungan Matriks Dengan Matriks.
Matriks A
dan matriks B dikatakan berordo sama atau berukuran sama jika banyaknya
baris dan banyaknya kolom pada matriks A sama dengan banyaknya baris
dan banyaknya kolom pada matriks BContoh :A =
2 1 3
0
3 2
dan B =
3 2 1
5
4 6
Matriks A
berordo sama dengan matriks B, yaitu 2 X 3
Definisi:
Dua
buah matriks A dan B dikatakan sama, ditulis A = B, jika dan hanya jika :a.
Matriks A dan B mempunyai ordo samab. Unsur-unsur yang seletak pad matriks A
dan matriks B sama.
2. Macam-Macam Matriks
1. Matriks
Baris
Matriks Baris adalah matriks yang
terdiri dari satu baris
Contoh : A =
A= ( 1 5 3 2)
2. Matriks Kolom
Matriks Kolom adalah matriks yang terdiri dari satu
kolomContoh : A =
2
1
3
3. Matriks Persegi atau Matriks Bujur Sangkar
Matriks Persegi atau matriks Bujur Sangkar
adalah matriks yang mempunyai
jumlahbaris = jumlah kolom
Contoh : A =
1
3 5
2
4 0
2
3 7
jumlah
baris = jumlah kolom
4. Matriks Nol
Matriks Nol adalah
Suatu matriks
nXm
yang setiap unsurnya 0 berordo
nXm
ditulisdengan huruf O.Contoh :
0 = (3X2)
Penjumlahan
Dua matriks
dapat dijumlahkan atau dikurangkan jika ordonya sama
.Misal ordo
matriks A = 2 x 3 dan ordo matriks B = 2 x 3, maka keduanya dapatdijumlahkan
atau
dikurangkan. Contoh
: Jika A =
645123
A=
3 2 1
5
4 6
dan
B = 7 5
-3
-2 1 0
Maka A + B = 3+7
2+5 1+3 =
10 7 2
5+2
1+4 6+0 3
5 6
A – B = 3-7
2-5 1-(-3) =
4 3 4
5-2 4-1
6-0 7 3 6
Beberapa
sifat yang berlaku pada penjumlahan matriks
1) A + B = B
= A ( Sifat Komutatif)
2) (A + B) +
C = A + ( B + C) (Sifat Asosiatif)
3) A + 0 = 0
+ A = A (Sifat Identitas tambah)
Contoh 2 :
Contoh : Misal A =
2 -1 0 2
-1 0 6 3
0
1
3 2 maka 3A = 3 1
3 2 =
3 9 6
693036
Sifat-sifat
perkalian matriks dengan bilangan real.Jika a dan b bilangan real, maka :
1)( a + b )A = aA + bA
2)a ( A + B ) = aA + aB
3)a( bA ) = (ab)A
3.FUNGSI KOMPOSISI DAN INVERS
1.Pengertian
Fungsi
Definisi : Fungsi dari himpunan A ke himpunan B suatu relasi sedemikian
hingga setiap anggota himpunan A dipasangkan dengan tepat satu anggota
himpunan B.f x y=f(x)
A=Df = A=Df=D B=Rf=R
Domain = daerah asal (D) Kodomain = daerah kawan (K) Range = daerah hasil (R)
• Notasi Fungsi
Suatu fungsi atau pemetaanumumnya dinotasikan denganhuruf kecil.
Misal, f adalah fungsi dari A ke Bditulis f: A → B
A disebut domain B disebut kodomain
• Range atau Daerah Hasil Jika f memetakan x ∈ A ke y ∈ B dikatakan y adalah peta dari x ditulis f: x → y atau y = f(x).
Himpunan y ∈ B yang merupakan peta dari x ∈ Adisebut range atau daerah hasil
contoh 1
Misal f: R → R dengan f(x) = √1 - x2
Ten
Jawab
Supaya f: R→R dengan f(x)=√1-x2 maka haruslah 1 – x2 ≥ 0.
1 – x2 ≥ 0 → x2 – 1 ≤ 0 atau (x - 1)(x + 1) ≤ 0 atau -1 ≤ x ≤ 1.
Jadi, domain fungsi tersebut adalah -1 ≤ x ≤ 1.
contoh 2
Tentukan : a. f(x)
b. f(-3)
Jawab
Misal y = x – 1 maka x = y + 1
karena f(x – 1) = x2 + 5x
maka f(y) = (y + 1)2 + 5(y + 1)
f(y) = y2 + 2y + 1 + 5y + 5
f(y) = y2 + 7y + 6
f(y) = y2 + 7y + 6
a. f(x) = x2 + 7x + 6
b. f(-3) = (-3)2 + 7(-3) + 6
= 9 – 21 + 6
= -6
2. Komposisi Fungsi
Pengertian
Komposisi fungsi adalah penggabungan operasi dua fungsi secara berurutan
sehingga menghasilkan sebuah fungsi baru.
Misalkan: f : A → B dan g : B → C
x y=f(x) z=g(y)
f g
A B C
h = g ο f
Fungsi baru h = (g o f) : A → C disebut fungsi komposisi dari f dan g.
Ditulis: h(x) = (gof)(x) = g(f(x))
(gof)(x) = g(f(x)) ada hanya jika Rf
Nilai fungsi komposisi (gof)(x) untuk x = a adalah (gof)(a) = g(f(a))
Contoh 1:
Diketahui fungsi f dan g dinyatakan dalam pasangan terurut
f = {(0,1), (2,4), (3,-1),(4,5)} dan g = {(2,0), (1,2), (5,3), (6,7)}
Tentukanlah: a) (f o g) b) (g o f) c) (f o g)(1) d) (g o f)(4)
Jawab:
a) (f o g) = {(2,1), (1,4), (5,-1)}b) (g o f) = {(0,2), (4,3)}
c) (f o g)(1) = 4 d) (g o f)(4) = 3
Contoh 2:
f : R → R ; f(x) = 2x² +1, g : R → R ; g(x) = x + 3
Tentukan : a) (f o g)(x) b) (g o f)(x) c) (f o g)(1) d) (g o f)(1)
Jawab :
(f o g)(x) = f(g(x))
∩ Dg ≠ Ø
= f(x+3) = 2(x+3)²+1 = 2(x² + 6x + 9) + 1
(g o f)(x) = g(f(x)) (f o g)(1) = f(g(1))
(g o f)(1) = g(f(1))
= 2x²+12x+19
= g(2x²+1) = 2x² + 1 + 3
= 2x² + 4
= f(4)= 2. (4)² +1 = 2.16 + 1
= 33
= g(3)
= 3 + 3
= 6
Definisi : Fungsi dari himpunan A ke himpunan B suatu relasi sedemikian
hingga setiap anggota himpunan A dipasangkan dengan tepat satu anggota
himpunan B.f x y=f(x)
A=Df = A=Df=D B=Rf=R
Domain = daerah asal (D) Kodomain = daerah kawan (K) Range = daerah hasil (R)
• Notasi Fungsi
Suatu fungsi atau pemetaanumumnya dinotasikan denganhuruf kecil.
Misal, f adalah fungsi dari A ke Bditulis f: A → B
A disebut domain B disebut kodomain
• Range atau Daerah Hasil Jika f memetakan x ∈ A ke y ∈ B dikatakan y adalah peta dari x ditulis f: x → y atau y = f(x).
Himpunan y ∈ B yang merupakan peta dari x ∈ Adisebut range atau daerah hasil
contoh 1
Misal f: R → R dengan f(x) = √1 - x2
Ten
Jawab
Supaya f: R→R dengan f(x)=√1-x2 maka haruslah 1 – x2 ≥ 0.
1 – x2 ≥ 0 → x2 – 1 ≤ 0 atau (x - 1)(x + 1) ≤ 0 atau -1 ≤ x ≤ 1.
Jadi, domain fungsi tersebut adalah -1 ≤ x ≤ 1.
contoh 2
Tentukan : a. f(x)
b. f(-3)
Jawab
Misal y = x – 1 maka x = y + 1
karena f(x – 1) = x2 + 5x
maka f(y) = (y + 1)2 + 5(y + 1)
f(y) = y2 + 2y + 1 + 5y + 5
f(y) = y2 + 7y + 6
f(y) = y2 + 7y + 6
a. f(x) = x2 + 7x + 6
b. f(-3) = (-3)2 + 7(-3) + 6
= 9 – 21 + 6
= -6
2. Komposisi Fungsi
Pengertian
Komposisi fungsi adalah penggabungan operasi dua fungsi secara berurutan
sehingga menghasilkan sebuah fungsi baru.
Misalkan: f : A → B dan g : B → C
x y=f(x) z=g(y)
f g
A B C
h = g ο f
Fungsi baru h = (g o f) : A → C disebut fungsi komposisi dari f dan g.
Ditulis: h(x) = (gof)(x) = g(f(x))
(gof)(x) = g(f(x)) ada hanya jika Rf
Nilai fungsi komposisi (gof)(x) untuk x = a adalah (gof)(a) = g(f(a))
Contoh 1:
Diketahui fungsi f dan g dinyatakan dalam pasangan terurut
f = {(0,1), (2,4), (3,-1),(4,5)} dan g = {(2,0), (1,2), (5,3), (6,7)}
Tentukanlah: a) (f o g) b) (g o f) c) (f o g)(1) d) (g o f)(4)
Jawab:
a) (f o g) = {(2,1), (1,4), (5,-1)}b) (g o f) = {(0,2), (4,3)}
c) (f o g)(1) = 4 d) (g o f)(4) = 3
Contoh 2:
f : R → R ; f(x) = 2x² +1, g : R → R ; g(x) = x + 3
Tentukan : a) (f o g)(x) b) (g o f)(x) c) (f o g)(1) d) (g o f)(1)
Jawab :
(f o g)(x) = f(g(x))
∩ Dg ≠ Ø
= f(x+3) = 2(x+3)²+1 = 2(x² + 6x + 9) + 1
(g o f)(x) = g(f(x)) (f o g)(1) = f(g(1))
(g o f)(1) = g(f(1))
= 2x²+12x+19
= g(2x²+1) = 2x² + 1 + 3
= 2x² + 4
= f(4)= 2. (4)² +1 = 2.16 + 1
= 33
= g(3)
= 3 + 3
= 6
4. PERSAMAAN GARIS LURUS
Garis adalah salah satu objek elementer dalam
matematika, khususnya geometri. Karena merupakan objek elementer, garis
biasanya tidak didefinisikan. Garis lurus adalah garis yang menghubungkan dua
titik dengan jarak yang terdekat. Sebelum memahami garis lurus lebih jauh, maka
akan dibahas Koordinat kartesius terlebih dahulu.
Salah satu komponen yang
penting dalam garis lurus adalah kemiringan garis atau biasa disebut
gradien. Gradien merupakan perbandingan antara jarak vertikal dengan
jarak horizontal dari dua buah titik yang dilalui garis lurus. Menghitung
gradien akan lebih mudah dilakukan jika garis diletakkan pada koordinat
cartesius.
Rumus gradien
Contoh soal 1 :
Tentukanlah
gradient dari persamaan berikut : a.
y = 2x
b.
x = 2y c.
2x + 3y = 0
Jawab :
a.
Persamaan
garis y = 2x sudah memenuhi bentuk y = mx. Jadi diperoleh m = 2 b.
Persamaan
garis x = 2y diubah terlebih dahulu menjadi bentuk y = mx sehingga Persamaan
garis y = ½ x sudah memenuhi bentuk y = mx jadi diperoleh m = ½ x c.
Persamaan 2x
+ 3y = 0 diubah terlebih dahulu menjadi bentuk y = mx sehingga Persamaan garis
y = -
⅔ x sudah
memenuhi bentuk y =mx jadi diperoleh m= -⅔ x
b) Menghitung garis pada persamaan garis y = mx + c
Sama halnya
dengan perhitungan gradien pada persamaan garis y = mx. Perhitungan pada garis
y = mx + c dilakukan dengan cara menentukan nilai konstanta didepan variabel x.
Contoh soal 2 :
Tentukanlah
gradien dari persamaan berikut : a.
2y = x + 12
b.
2 + 4y = 3x
+ 5
Jawab :
a.Parsamaan
garis 2y = x + 12 terlebih dahulu di ubah menjadi bentuk y = mx + c sehingga
b.Persamaan
2 + 4y = 3x + 5 terlebih dahulu diubah menjadi bentuk y = mx + c sehingga
5.
BARISAN DAN DERET
Deret Geometri Tak Hingga
Misalkan selembar kertas berbentuk segiempat dibagi menjadi 2 dan salah satu bagiannya dibagi lagi menjadi 2 bagian. Bagian ini dibagi lagi menjadi 2 dan begitu seterusnya seperti gambar berikut ini:
Misalkan selembar kertas berbentuk segiempat dibagi menjadi 2 dan salah satu bagiannya dibagi lagi menjadi 2 bagian. Bagian ini dibagi lagi menjadi 2 dan begitu seterusnya seperti gambar berikut ini:
Secara teoritis pembagian ini dapat dilakukan
berulang kali sampai tak hingga kali. Pada pembagian pertama diperoleh setengah
bagian, yang kedua seperempat bagian, yang ketiga seperdelapan bagian dan
seterusnya sampai tak hingga kali. Tampak jelas bahwa jumlah dari seluruh hasil
pembagian sampai tak hingga kali tetap = kertas semula (1 bagian). Hasil ini
dapat dituliskan:
Deret geometri tak hingga merupakan deret
geometri yang banyak sukunya (n) tak hingga. Kita telah mengetahui bahwa untuk
menentukan jumlah n suku pertama dari suatu deret geometri digunakan rumus:
Oleh karena yang dipelajari adalah deret geometri
tak hingga maka akan ditinjau setiap nilai dari r untuk n → ∞ sebagai berikut:
1.
Untuk r > 1 atau r 1 atau r 1 dan n → ∞ maka rn→ ∞
Untuk r < -1 dan n → ∞ maka rn→ -∞.
Sehingga diperoleh
Untuk r < -1 dan n → ∞ maka rn→ -∞.
Sehingga diperoleh
2.
Deret geometri tak hingga dengan r > 1 atau r <
-1 disebut deret divergen (menyebar) karena deret ini tidak memiliki
kecendrungan pada suatu nilai tertentu. Oleh karena itu deret ini tidah memilik
limit jumlah
2. Untuk -1 n akan semakin kecil dan mendekati
nol. Dalam hal ini untuk n → ∞ maka rn→ 0. Sehingga diperoleh
Contoh soalbaris dan deret geometri
1.
Carilahsukuke 8 daribarisan di bawahini
a) 2,4,8,16,32,... b) 2,1,1/2,1/4,1/8,...
2. Diketahui
barisan geometri dengan U3 = 27 dan U5 = 243. Berapakah 6 sukupertama
derettersebut?
Solusi :
1. a) U1 =
4
U8 = U1 . r8-1 = 2 . 27 = 2 . 128 = 256
U2 = 2
r = U2 : U1
= 4 : 2
= 2
b) U2 =
1
U8 = U1 .r8-1 = 2 . (1/2)7 = 2 x 1/128 = 1/64
U1 = 2
r = U2 : U1
= 1 : 2
= 1/2
2. U3 = a
.r3-1 = a . r2 =
27
27 = U1 . (3)3-1
U5 = a .r5-1 = a . r4 =
243
27 = U1 . 32
27 = U1 . 9
U5/U3 = a . r4 / a . r2 =
243/27
r2 =
9
U1 = 27 : 9 = 3
r = 3
S15 = 3 ( 36 - 1) / 3-1 = 3 (729-1) / 2 = 3 (728) /2 = 1092
Contohsoalbarisandanderetaritmatika
Dari
suatubarisanaritmetika, sukuketigaadalah 36, jumlahsukukelimadanketujuhadalah
144.Jumlahsepuluhsukupertamaderettersebutadalah …
A. 840
B. 660
C. 640
D. 630
E. 315
PEMBAHASAN :
un = a + (n
– 1)b
u3 = a + 2b
= 36 … (i)
u5 + u7 =
144
(a + 4b) +
(a + 6b) = 144
2a + 10b =
144 (kalikan ½)
a + 5b = 72
… (ii)
dari (i) dan
(ii) diperoleh :
a + 5b = 72
(36 – 2b) +
5b = 72
3b = 36
=> b = 12
Kemudiansubstitusinilai
b kesalahsatupersamaan (misalpersamaan (i)), sehinggadiperoleh :
a = 36 – 2b
= 36 – 2(12) = 12
Setelahnilai
a dan b kitadapatkan, kemudiankitamencarinilaidariS10 :
Sn=
(2a + ( n – 1 )b)
S10 =
(2(12) + ( 10 – 1 )12)
= 5 (24 + (9)12)
= 5 (24 + 108)
= 5 (132) = 66
6. TRIGONOMETRI
Sudut-sudut
yang berelasi dengan sudut a adalah sudut (90°
±
a),
(180°
±
a),
(360°
±
a),
dan -a°.
Dua buah sudut yang berelasi ada yang diberi nama khusus, misalnya penyiku (komplemen) yaitu untuk sudut a°
dengan (90°
- a)
dan pelurus (suplemen) untuk sudut a°
dengan (180°
- a).
Contoh: penyiku sudut 50°
adalah 40°,
pelurus sudut 110° adalah 70°.
1.
Perbandingan
trigonometri untuk sudut a dengan (90°
- a)
Dari gambar 2.7 diketahui
Titik P1(x1,y1) bayangan dari P(x,y)
akibat pencerminan garis y = x, sehingga
diperoleh:
a. ÐXOP = a
dan ÐXOP1
= 90°
- a
b. x1
= x, y1 = y dan r1 = r
Dengan menggunakan hubungan di atas dapat diperoleh:
a.
b.
c.
|
2.
Perbandingan trigonometri untuk sudut a°
dengan (180°
- a)
Titik
P1(x1,y1) adalah bayangan dari titik
P(x,y) akibat pencerminan terhadap sumbu y, sehingga
a. ÐXOP
= a
dan ÐXOP1
= 180°
- a
b. x1
= -x, y1 = y dan r1 = r
maka diperoleh hubungan:
a.
b.
c.
Dari hubungan di atas diperoleh rumus:
|
3.
Perbandingan
trigonometri untuk sudut a° dengan (180°
+ a)
Dari gambar 2.9 titik P1(x1,y1) adalah bayangan dari titik
P(x,y) akibat pencerminan terhadap garis y =
-x, sehingga
a. ÐXOP = a dan ÐXOP1
= 180°
+ a
b. x1 = -x, y1 = -y dan r1 = r
maka
diperoleh hubungan:
a.
b.
c.
|
4.
Perbandingan
trigonometri untuk sudut a dengan (- a)
Dari gambar 2.10
diketahui titik P1(x1,y1) bayangan dari P(x,y)
akibat pencerminan terhadap sumbu x, sehingga
a. ÐXOP = a
dan ÐXOP1
= - a
b. x1
= x, y1 = -y
dan r1 = r
maka
diperoleh hubungan
a.
b.
c.
|
Untuk relasi a dengan (- a) tersebut
identik dengan relasi a dengan 360°
-
a,
misalnya sin (360° - a)
=
-
sin a.
1. Rumus – rumus yang perlu dipahami:
a.
Rumus Dasar yang merupakan Kebalikan
b.
Rumus Dasar yang merupakan hubungan
perbandingan
c.
Rumus Dasar yang diturunkan dari teorema
phytagoras
Contoh
1
1. Buktikan
identitas berikut:
a. Sin
α . Cos α . Tan α = (1 – Cos α) (1 + Cos α)
Jawab:
Ruas kiri = Sin α . Cos α . Tan α
= Sin
α . Cos α .
= Sin2
α
= 1 –
Cos2 α
= (1 – Cos α)
(1 + Cos α) = Ruas Kanan
Terbukti!
b. Sin
β . Tan β + Cos β = Sec β
Jawab:
Ruas
Kiri = Sin β . Tan β + Cos β
= Sin β . + Cos β
=
= Sec β = Ruas Kanan Terbukti
2. Persamaan
Trigonometri
a. Persamaan
Trigonometri Sederhana
Contoh 2
1.
Tentukan himpunan Penyelesaian dari
Persamaan Sin x = , 0o ≤ x ≤ 360o
Jawab:
Sin x =
Sin x = Sin 30o
x =
30o + k . 360o
untuk k= 1 ↔ x
= 30o
untuk k = 2 ↔ x
= (180o – 30o) + k . 360o
= 150o
HP:{30o, 150o}
b.
Persamaan Trigonometri dalam bentuk a
cos x + b sin x = c
Cara penyelesaian persamaan
tersebut di atas sebagai berikut:
Contoh
3
1.
Tentukan himpunan penyelesaian dari
persamaan:
Cos
y – Sin y = 1, jika 0o ≤ y ≤ 360o
Jawab:
Cos y – Sin y = 1 ↔ a
= 1; b =
- 1 ; c = 1
Sehingga diperoleh k =
Tan α = = - 1 ↔ α dikuadran IV
α = 315o
jadi Cos y – Sin y = 1
↔ Cos (x – 315o) = 1
↔ Cos (x –
315o) =
↔ Cos (x –
315o) = Cos 45o
↔ (x – 315o)
= 45o + k . 360o
↔ x
= 360o + k . 360o
↔ x
= 360o
Atau (x – 315o)
= -
45o + 360o
x = 270o +
k . 360o
x = 270o
HP:{270o,
360o}
Dengan
memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas nikmat dan karunia-Nya
semata, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul
“MAKALAH REMEDIAL.”
Dalam
penyusunan makalah ini, penulis banyak menemui kesulitan-kesulitan dan hambatan-hambatan
baik pada saat mencari sumber maupun pada saat penulisannya, namun berkat
bimbingan dan dorongan dari semua pihak akhirnya makalah ini dapat terwujud.
Penulis
menyadari bahwa masih ada kekurangan dan kejanggalan hal itu disebabkan sangat
terbatasnya kemampuan dan ilmu yang penulis miliki. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Saya
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.
Cirebon,
Desember 2014
Penulis
Komentar
Posting Komentar